KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makala ini tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini terjadi banyak kekurangan yang mana
disebabkan karena keterbatasan wawasan dan kemampuan yang kami miliki.
Oleh sebab itu saran dan kritik dari teman-teman khususnya para dosen dan pembimbing sangat kami harapkan demi untuk
perbaikan yang positif pada penulisan Makalah pada waktu yang akan datang .
Tak lupa pula kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak
yang telah memberikan sumbangsih pemikiran yang sangat berarti dan berharga
buat kami sehingga penulisan Makalah
ini dapat terealisasi.
Bandung, 8 Desember 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam
perekonomian suatu negara. Sedangkan perusahaan mempunyai kegiatan yang
beragam, mulai perencanaan, proses produksi, personalia, pembelanjaan dan
pendistribusian. Kegiatan-kegiatan tersebut berguna dalam pencapaian tujuan
dari suatu perusahaan.
Pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah keuntungan
berupa uang, apapun bentuk jenis usaha yang dilakukan. Untuk dapat mencapai
tujuan tersebut, maka perusahaan harus melaksanakan aktivitasnya dengan lancar
cepat dan hemat biaya, sehingga dapat memenuhi selera konsumen dan mendapat
kepercayaan yang tinggi sebagai salah satu modal yang sangat vital. Dengan
adanya kepercayaan dari konsumen maka dapat dipastikan bahwa produk yang dibuat
akan dimanfaatkan oleh mereka. Untuk menjamin kebutuhan-kebuthan konsumen akan
produk yang diproduksi oleh perusahaan maka perushaan perlu mengontrol
persediaan yang ada agar siap menjawab kebutuhan konsumen setiap saat tepat
pada waktunya, oleh karena itu perusahaan hendaklah menerapkan suatu sistem
atau metode yang efektif guna merespon masalah-masalah yang ada.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian dari Material Requirement Planning.
2.
Mampu menjelaskan tujuan dari Material Requirement Planning
3.
Mampu menjelaskan Kelebihan dan Kekurangan Material Requirement Planning
4.
Mengetahui Input, Proses, dan Output dari Material Requirement Planning
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Material Requirement Planning
Perencanaan
kebutuhan material (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau set
prosedur yang sistematis untuk penentuan kuantitas serta waktu dalam proses
perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung pada
item–item tingkat (level) yang lebih tinggi (dependent demand). Ada 4 kemampuan
yang menjadi ciri utama dari sistem MRP yaitu:
1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat
yang tepat.
2. Membentuk kebutuhan minimal untuk
setiap item
3. Menentukan pelaksanaan rencana
pemesanan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan
atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.
Perencanaan kebutuhan material atau sering dikenal dengan Material Requirement Planning (MRP)
adalah suatu sistem informasi yang terkomputerisasi untuk mengatur persediaan
permintaan yang dependent dan mengatur jadwal produksi. Sistem ini bertujuan
untuk mengurangi tingkat persediaan dan meningkatkan produktivitas. Terdapat
dua hal penting dalam MRP yaitu lead time, dan berapa banyaknya jumlah material
yang siap dipesan
Dengan metode MRP dapat memesan sejumlah barang atau
persediaan sesuai dengan jadwal produksi, maka tidak akan ada pembelian barang
walaupun persediaan telah berada pada tingkat terendah. MRP dapat mengatasi
masalah-masalah kompleks dalam persediaan yang memproduksi banyak produk.
Masalah yang ditimbulkannya antara lain kebingungan inefisiensi, pelayanan yang
tidak memuaskan konsumen, dll.
Penentuan kebutuhan material yang pasti dalam proses
produksi akan meminimalkan kerugian yang timbul dalam kaitannya dengan
persediaan. Dengan menggunakan metode MRP untuk melakukan penjadwalan produksi,
maka perusahaan akan menentukan secara tepat perencanaan tanggal penyelesaian
pekerjaan yang realistik, pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya, janji
kepada konsumen dapat ditepati dan waktu tengang pemesanan dapat dikurangi.
Tujuan
Material Requirement Planning
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan
sebagai berikut :
1.
Meminimalkan
Persediaan MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan
disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen
ini, pengadaan (pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana
produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat
meminimalkan biaya persediaan.
2.
Mengurangi
resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
3.
Komitmen
yang realistis Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai
dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara
lebih realistis. Hal ini mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan
konsumen.
4.
Meningkatkan
efisiensi MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan,
waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik
sesuai dengan Jadwal Induk Produksi (JIP).
Dengan demikian terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan
MRP (Material Requirements Planning), yaitu :
a. Menentukan kebutuhan pada saat yang
tepat
b. Kapan pekerjaan harus selesai atau
material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat terpenuhi.
c. Menentukan kebutuhan minimal setiap item
melalui sistem penjadwalan
d. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan.
Kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.
Kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.
e. Menentukan penjadwalan ulang atau
pembatalan atas suatu jadwal yang harus direncanakan didasarkan pada kapasitas
yang ada.
Kelebihan dan Kelemahan Material Requirement Planning
II.3.1. Kelebihan MRP
·
Kemampuan
memberi harga lebih kompetitif
·
Mengurangi
harga penjualan
·
Mengurangi
Inventori
·
Pelayanan
pelanggan yang lebih baik
·
Respon terhadap
permintaan pasar lebih baik
·
Kemampuan
mengubah jadwal induk
·
Mengurangi
biaya setup
·
Mengurangi
waktu menganggur
·
Memberi catatan
kemajuan sehingga manager dapat merencanakan order sebelum pesanan aktual
dirilis
·
Memberitahu
kapan memperlambat akan sebaik mempercepat
·
Menunda atau
membatalkan pesanan
·
Mengubah
kuantitas pesanan
·
Memajukan atau menunda batas waktu pesanan
·
Membantu
perencanaan kapasitas
Kelemahan MRP
Problem utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data.
Jika terdapat data salah pada data persediaan, bill material data/master
schedule kemudian juga akan menghasilkan data salah. Problem utama lainnya
adalah MRP systems membutuhkan data spesifik berapa lama perusahaan menggunakan
berbagai komponen dalam memproduksi produk tertentu (asumsi semua variable).
Desain sistem ini juga mengasumsikan bahwa "lead time" dalam proses
in manufacturing sama untuk setiap item produk yang dibuat.
Proses
manufaktur yang dimiliki perusahaan mungkin berbeda diberbagai tempat. Hal ini
berakibat terjadinya daftar pesanan yang berbeda karena perbedaaan jarak yang
jauh. The overall ERP system dapat digunakan untuk mengorganisaisi sediaan dan
kebutuhan menurut individu perusaaannya dan memungkinkan terjadinya komunikasi
antar perusahaan sehingga dapat mendistribuskan setiap komponen pada kebutuan
perusahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebuah sistem enterprise perlu
diterapkan sebelum menerapkan sistem MRP. Sistem ERP system dibutuhkan untuk
menghitung secara reguler dengan benar bagaimana kebutuhan item sebenarnya yang
harus disediakan untuk proses produksi.
MRP
tidak mengitung jumlah kapasitas produksi. Meskipun demikian, dalam jumlah yang
besar perlu diterapkan suatu sistem dalam tingkatan lebih lanjut, yaitu MRP II.
MRP II adalah sistem yang mengintegrasikan aspek keuangan. Sistem ini mencakup
perencanaan kapasitas
- Kegagalan dalam mengaplikasikan sistem MRP biasanya disebabkan oleh ;
Kurangnya
komitmen top manajemen, Kesalahan memandang MRP hanyalah
software yang hanya butuh digunakan secara tepat, integrasi MRP
JIT yang tidak tepat, Membutuhkan pengoperasian yang akurat, dan Terlalu kaku.
Input,
Proses,
Output
Material Requirement Planning
Input MRP
Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP,
yaitu sebagai berikut :
·
Jadwal
Induk Produksi (Master Production Schedule), merupakan ringkasan skedul
produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan
pelanggan atau peramalan permintaan. JIP berisi perencanaan secara mendetail
mengenai jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta
periode waktunya untuk suatu jangka perencanaan dengan memperhatikan kapasitas
yang tersedia. Sistem MRP mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat dalam JIP
adalah pasti, kendatipun hanya merupakan peramalan.
·
Status
Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record), merupakan
catatan keadaan persediaan yang menggambarkan status semua item yang ada dalam
persediaan yang berkaitan dengan:
a. Jumlah persediaan yang dimiliki pada
setiap periode (on hand inventory).
b. Jumlah barang yang sedang dipesan
dan kapan pesanan tersebut akan datang (on order inventory).
c. Lead time dari setiap bahan.
·
Struktur
Produk (Bill Of Material), merupakan kaitan antara produk dengan komponen
penyusunnya yang memberikan informasi mengenai daftar komponen, campuran bahan
dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk. BOM juga memberikan
deskripsi, penjelasan dan kuantitas dari setiap bahan baku yang diperlukan
untuk membuat satu unit produk.
Proses MRP
Langkah–langkah dasar dalam
penyusunan MRP, yaitu antara lain:
1.Netting
yaitu proses perhitungan
jumlah kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison perencanaan yang
besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan jadwal penerimaan
persediaan dan persediaan awal yang tersedia.
2.Lotting
yaitu penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan (lot size)
yang optimal untuk sebuah item berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan.
3. Offsetting
yaitu proses yang bertujuan untuk menentukan saat yang tepat
melaksanakan rencana pemesanan dalam pemenuhan kebutuhan bersih. Penentuan
rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara mengurangkan kebutuhan bersih
yang harus tersedia dengan waktu ancang-ancang (lead time).
4. Exploding
merupakan proses perhitungan dari ketiga langkah sebelumnya
yaitu netting, lotting dan offsetting yang dilakukan untuk komponen atau item
yang berada pada level dibawahnya berdasarkan atas rencana pemesanan
Output MRP
Output MRP sekaligus juga
mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu :
·
Planned
Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) penentuan jumlah kebutuhan material
serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang.
·
Order
Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) berguna bagi pembeli yang akan
digunakan untuk bernegoisasi dengan pemasok dan berguna juga bagi manajer
manufaktur yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi.
·
Changes
to Planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah direncanakan) yang
merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan pesanan dan pengubahan jumlah
pesanan.
·
Performance
Report (Laporan Penampilan), suatu tampilan yang menunjukkan sejauh mana sistem
bekerja, kaitannya dengan kekosongan stok dan ukuran yang lain.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Material
Requirement Planning merupakan suatu sistem yang mengatur bahan-bahan material
yang dibutuhkan untuk proses produksi karena dengan MRP perusahaan dapat mengefisiensikan
gudang dan sekaligus mencegah kemungkinan kehabisan bahan material atau suatu
sistem penjadwalan kebutuhan bahan baku berdasarkan tahap waktu untuk operasi
produksi.
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan
sebagai berikut :
·
Meminimalkan
Persediaan
·
Mengurangi
resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman
·
Komitmen
yang realistis
·
Meningkatkan
efisiensi
Saran
Dalam
penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaanya dan adapun kelemahan-kelemahan dari
penulis dalam penulisan makalah ini, baik itu kurangnya fasilitas yang
mendukung seperti buku-buku referensi yang begitu terbatas dalam menjamin
penyelesaian penulisan makalah ini sehingga kritik dan saran yang
bersifat konstruktif baik itu dari bapak dosen maupun dari rekan-rekan
mahasiswa/i sangatlah diharapkan untuk membantu prosses penulisan lebih lanjut.